RSS

Artikel kelas 7 SMP (Observasi)


Rangkuman Kelas VII SMP


A. Pngamatan/Observasi
Pengamatn/observasi adalah suatu kegiatan yang menggunakan satu indra atau lebih. Misalnya mendengar,melihat,meraba,mencium atau mengecap. Dari pengamatan ini diharapkan untuk mendapatkan data,keterangan atau makna dari sesuatu yang diamati. pengamatan yang sering digunakan adalah dengan menggunakan indera penglihatan. Dalam mengamati sesuatu dapat secara langsung ataupun alat bantu.
Dalam ketrampilan pengamatan dapat dilakukan di lapangan dan dapat pula dilakukan di dalam laboratorium. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

1.  Pengamatan kualitatif yaitu pengamatan yang menggunakan alat-alat indera,
Misalnya  :
a.      Mata , untuk mengamati bentuk,ukuran, dan warna.
b.      Hidung , untuk pengamatan berupa bau.
c.       Telinga , untuk pengamatan berupa suara.
d.      Kulit , untuk pengamatan berupa sentuhan.
e.      Lidah ,untuk pengamatan berupa rasa.

2.  Pengamatan kuantitatif yaitu pengamatan yang menggunakan alat-alat ukur,
Misalnya  :
a.   Jam/stopwatch untuk mengukur waktu.
b.      Neraca untuk mengukur massa.
c.    Penggaris untuk mengukur panjang obyek.
d.      Termometer untuk mengukur suhu.
e.   Gelas ukur untuk mengukur volume.
Pengamatan bertujuan untuk memperoleh informasi  :
a.  Gejala alam biotic yaitu gejala alam yang berhubungan dengan makhluk hidup, misalnya: bernapas, bergerak, dan berkembangbiak dan sebagainya.
b.   Gejala alam abiotic, yaitu gejala alam yang berhubungan dengan benda mati, misalnya: suhu, kelembapan udara, pemuaian, dan sebagainya.

    A.    Metode Ilmiah : Adalah suatu cara pemecahan masalah dengan langkah-langkah tertentu dan teratur.
1.     Langkah-langkah dalam metode ilmiah :
a.      Merumuskan masalah.
b.      Mengumpulkan data.
c.       Menyusun hipotesis (Dugaan).
d.      Menguji hipotesis dengan melakukan eksperimen.
e.      Menarik kesimpulan.
f.        Menguji kesimpulan dengan melakukan eksperimen ulang.
2.     Sikap ilmiah :
a.      Rasa ingin tahu.
b.      Jujur.
c.       Teliti.
d.      Mau menerima masukan.
e.      Bersikap obyektif.
f.        Terbuka.
3.     Sifat metode ilmiah, adalah kesimpulan tidak mutlak dan dapat berubah bila ada pembuktian yang lebih mutakhir atau lebih baik. 

Contoh dalam melakukan metode ilmiah :
1.      Tanaman pot dekat jendela, tumbuh kearah jendela  =>    Pengamatan.
2.      Apa sebab tanaman pot tumbuh ke arah jendela ?   => Merumuskan masalah.
3.      Pertumbuhan tanaman menuju ke arah cahaya =>   Hipotesis.
4.   Jika demikian, tanaman yang disinari dari satu sisi akan tumbuh menuju kearah   datangnya cahaya =>   Prediksi.
5.     Tanaman pot yang lurus diberi lampu dari satu sisi kemudian diamati =>                  Eksperimen untuk menguji hipotesis.
6.      Ternyata tanaman tumbuh ke arah lampu => Hipotesis diterima.
7.    Jika tanaman yang telah membelok diberi cahaya dari arah atas akan tumbuh ke     atas kembali       =>   Prediksi lanjutan.
8. Menyinari tanaman pot hasil eksperimen dengan lampu dari arah atas => Eksperimen lanjutan. 

     B.    Pembuatan Awetan
           Tidak semua obyek dapat dengan mudah kita temukan di sekitar kita untuk mengamati obyek berupa tumbuhan dan hewan yang cukup langka atau habitatnya jauh ( di pantai atau di gunung ) , kita perlu membuat suatu koleksi awetan. Koleksi awetan juga berguna untuk menjaga kelestarian suatu hewan atau tumbuhan, khususnya hewan atau tumbuhan langka.
Untuk membuat koleksi awetan, kita perlu memperhatikan beberapa hal, seperti kelengkapan organ tubuh, cara pengawetan, cara penyimpanan dan kelestarian obyek dengan membatasi pengambilan obyek.
            Pengawetan terhadap hewan dan tumbuhan dapat dilakukan dengan cara basah atau kering. Cara dan bahan pengawet yang digunakan bervariasi, tergantung pada sifat obyeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging, seperti buah, biasanya dilakukan pengawetan dengan menggunakan pengawetan basah. Organ tumbuhan seperti daun, batang dan akar dilakukan pengawetan dengan menggunakan awetan kering yang disebut Herbarium.
1.     Herbarium
Herbarium digunakan ilmuan untuk memahami dunia tumbuhan. Herbarium pertama kali ditemukan pada tahun 1600-an di Eropa. Cara paling sederhana untuk membuat herbarium adalah dengan mengeringkan organ tumbuhan yang selanjutnya ditata lebih bagus dan awet, maka kita perlu melakukan pengawetan. Larutan pengawet yang digunakan untuk membuat herbarium kering dan herbarium basah berbeda.
Tabel : Larutan pegawet untuk membuat herbarium basah dan kering.
Pengawet untuk membuat herbarium basah
Pengawet untuk membuat herbarium kering
1 liter aquades ( air suling )
Pengawet tunggai
15 ml formalin 40 %
Larutan formalin 4 %
1 ml asam cuka 40 %
Pengawet campuran
15 ml terusi ( tembaga sulfat )
Formalin 4 % dalam alcohol 70 %

2.     Membuat Insektarium
a. Tangkapan serangga (kupu-kupu atau belalang) dengan menggunakan jarring serangga.
b.  Masukan dalam kantong plastic yang telah diberi kapas yang dibasahi            kloroform.
c. Jika sudah mati, suntiklah tubuh/badan serangga dengan formalin 5% atau formalin oleskan pada tubuh bagian luar.
d. Rentangkan serangga tersebut di atas busa dan tancapkan jarum pantul pada tubuh serangga agar dapat melekat/menempel pada busa dan terlihat indah.
e.   Setelah kering masukkan ke dalam kotak insektarium dan sertakan kapur barus (kamfer).
f.     Beri label di sisi luar kota tentang :
Ø  Nama kolektor
Ø  Nomor koleksi
Ø  Tanggal pembuatan
Ø  Nama serangga (ilmiah,daerah)
Ø  Nama suku /family dan catatan khusus lainnya.



> Membuat herbarium <
Alat dan Bahan
Tumbuhan yang akan diawetkan, kantong pengumpul koleksi (vaskulum), pisau, stoples atau botol-botol specimen, benang, label, kertas gambar 29x43 cm, etiket gantung, selotip, gunting, sasak atau pengepres,penggaris, kertas Koran, dan tali raffia.
Larutan pengawet yang terdiri atas 1 liter akuades (air suling), 25 ml formalin 4 %, 1 ml asam cuka 40 %, dan 15 ml terusi (tembaga sulfat).
Langkah Kegiatan
1.    Berikan etiket gantung pada objek tumbuhan yang akan di buat herbarium.
2.    Bungkus tumbuhan dengan menggunakan kertas Koran dan atur posisi akar, batang, dan 
      daunnya. Sebagian daun mengadah dan sebagian lainnya tengkurap.
3.      Jepitlah bungkusan dauntersebut dengan sasak pengepres.
4.      Biarkan sampai kering betul dengan cara diangin-anginkan.
5.      Celupkan tumbuhan yang telah kering ke dalam larutan pengawet.
6.      Keringkan lagi sampai kering betul.
7.      Aturlah posisi tumbuhan pada kertas gambar, lekatkan dengan menggunakan selotip.
8.      Berikan etiket dengan format lebel seperti berikut.
No
Identitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
No……………………….
Tanggal………………………
Familia (suku)………………………
Genus (marga)…………………………….
Spesies (jenis)………………………………………
Nama daerah……………………………………………
Tanggal determinasi…………………………………………
Keterangan tempat (tinggal lokasi objek diambil)…………..

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Safnachan. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates