Polusi
atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Bunyi
atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara,
atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi
dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi,
yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari
20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva
responsnya.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
Contoh
pencemaran suara adalah suara mesin pabrik, suara mesin penggilingan padi,
suara mesin las, suara pesawat, suara kendaraan bermotor yang berlalu-lalang,
dan suara kereta api (berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
Kep 48/MENLH/11/1996) yang membuat lingkungan di sekitarnya menjadi bising.
Jenis-Jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan ada
empat macam, yaitu:
a) kebisingan yang
terus-menerus dengan jangkauan frekuensi
yang sempit, misalnya, mesin gergaji;
b) kebisingan yang
terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas
atau pesawat terbang;
c) kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom,
atau suara
ledakan;
d) kebisingan impulsif
berulang, misalnya, suara mesin tempa.
Penyebab Pencemaran Suara
Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran, terutama pada pencemaran suara. Polutan dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran, terutama pada pencemaran suara. Polutan dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Sifat-sifat polutan :
1.
Merusak untuk
sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
lingkungan tidak merusak lagi.
2.
Merusak dalam
jangka waktu lama.
Kebisingan
merupakan factor utama penyebab terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era
modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin
yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan
earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara
merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau decibel. Pengukuran dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran sederhana dan pengukuran langsung. Pengukuran sederhana menggunakan alat yang bernama sound level meter. Sedangkan alat pengukuran langsung menggunakan integrating sound level meter yang hasilnya jauh lebih akurat.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau decibel. Pengukuran dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran sederhana dan pengukuran langsung. Pengukuran sederhana menggunakan alat yang bernama sound level meter. Sedangkan alat pengukuran langsung menggunakan integrating sound level meter yang hasilnya jauh lebih akurat.
Contoh :
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB
Penyebab kebisingan yang mengakibatkan pencemaran suara ditinjau dari
sektor :
1. Transportasi
2. Industri
3. Rumah Tangga
4. Sumber Polusi Suara di
Laut
a.
Sumber alami
b.
Lalu lintas kapal
c.
Eksplorasi dan eksploitasi migas
d.
Penelitian oseanologi dan perikanan
e.
Kegiatan militer
Dampak Pencemaran Suara
Tingkat
pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak.
Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1.
Pencemaran
yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2.
Pencemaran
yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
3.
Pencemaran
yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan
dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
a. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah
(± 10 mmHg), peningkatan denyut nadi, konstriksi pembuluh darah perifer
terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit
kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor
vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan efek
pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan
bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan
darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
Dari uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan
gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang
tercemari. Gangguan pada kesehatan manusia bisa terjadi akibat adanya dampak
buruk dari pencemaran suara yang memounyai sifat terus-terussan dan apabila
mencapai angka 80 desibel dan telah sampai pada tingkat yang tergolong tinggi.
Dalam hal ini salah secara psikologis maupun fisik bisa juga timbul. Selain
dari pada itu manusia yang berada di sekitar pencemaran suara bisa saja menjadi
tuli dan mengalami gangguan psikologis yang merupakan dampak secara langsung
apabila telah kronis bisa saja beragam penyakit akan muncul sebagai efek dari
pencemaran ini. Dampak fisiologis pencemaran suara terhadap tubuh manusia :
a) Gangguan Keseimbangan
Bising
yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)
atau mual-mual.
b) Efek pada pendengaran
Pengaruh
utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang
menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara
umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara
dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising
dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan
terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya
mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
Macam-macam
gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas:
1)
Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift = TTS)
Diakibatkan
pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami
penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan
terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
daya dengarnya akan pulih kembali.
2)
Tuli Permanen (Permanent Treshold Shift = PTS)
Diakibatkan
waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor
sebagai berikut:
3)
Trauma Akustik
Trauma
akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan
dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara
yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang
telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
4) Prebycusis
Penurunan
daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami
hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya
daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai
penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5) Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya
gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang
yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan
hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan
audiometri (ILO, 1998).
B. Dampak Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman,
kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima
dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis,
jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
1. Gangguan Komunikasi
Gangguan
komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya
kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi
ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
2. Pengaruh Kebisingan Laut
Gangguan
bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat
berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang
menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa
suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi,
komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan
mangsa. klasifikasi efek fisik langsung yang dapat mempengaruhi mamalia laut.
Beberapa dampak yang ditimbulkan kebisingan terhadap mamalia laut:
|
1 komentar:
ternyata pencemaran suara itu dapat menimbulkan gangguan psikologis juga..
http://www.marketingkita.com/2017/08/manfaat-adanya-distributor-dalam-ilmu-marketing.html
Posting Komentar