IKAN GURAME
A.
Klasifikasi ikan
Ikan
gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang senang tinggal diperairan
yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam, rawa, telaga, danau serta waduk
(Djuhanda, 1981; Rusdi, 1988).
SISTEMATIKA
Filum
|
:
|
Chordata
|
Kelas
|
:
|
Actinopterygii
|
Ordo
|
:
|
Perciformes
|
Subordo
|
:
|
Belontiidae
|
Famili
|
:
|
Osphronemidae
|
Genus
|
:
|
Osphronemus
|
Spesies
|
:
|
Osphronemus gouramy, Lac
|
B. Morfologi ikan
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral
tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada
rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut
merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0
s/d 2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak
berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat
titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, 2002).
Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya
pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi
agak kasar. Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong.
Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung mulut
dapat disembulkan sehingga tampak monyong.
Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang
masih muda. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk
kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik dibandingkan
gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan pada ikan muda terdapat
delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau
keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip
dada terdapat bintik hitam (Susanto, 2001).
Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici
yang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu
lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang
pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat
pernapasan tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan
yang kadar oksigennya rendah (Departemen pertanian, 1999).
Nilai
Ekonomis Gurame
Gurame
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dibandingkan dengan citra rasa yang
enak sehingga digemari banyak orang dari berbagai kalangan. Ikan Gurami memiliki keunggulan
untuk diproduksi karena harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan
air tawar lainnya, sehingga secara ekonomi relatif lebih menguntungkan
Permintaan pasar terhadap gurami cukup tinggi dan masih belum terpenuhi,
sehingga peluang pasar masih terbuka lebar. Harga gurami pun relatif lebih
tinggi.
Ada
beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain :
1.
jumlah peternak yang mengusahakan
gurami memang masih sedikit. Para petani lebih suka membudidayakan ikan mas dan
lele, terutama lele dumbo.
2.
pertumbuhan gurami memang tidak
secepat ikan mas dan lele. Karena itu, panennya pun lebih lama.
3.
secara alami, pertumbuhan ikan
gurami memang lambat. Selain karena kantong makannya lebih kecil, ikan ini
tergolong herbivora yang hanya makan protein nabati. Hal ini berbeda dengan
jenis ikan konsumsi lainnya yang memakan protein hewani/karnivora.
Namun,
anggapan bahwa gurami tidak dapat segera dipanen sebenarnya perlu diluruskan.
Dengan teknik-teknik tertentu, gurami dapat dipacu pertumbuhannya. Salah satunya
dengan pemberian pakan yang intensif.
BUDIDAYA
GURAME
Pemilihan Lokasi Budidaya
Gurame memang dapat hidup di “sembarang tempat”.
Namun, tetap saja kondisi lahan sangat berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnyanya. Faktor-faktor yang penentu kualitas lahan antara lain kondisi
tanah, suhu air, keasaman air, oksigen, dan tingkat kesuburan air.
Syarat tumbuh optimal:
- Ketinggian 20 – 500 m dpl.
- Jenis tanah berstektur liat yang gembur dengan kandungan pasir 40%.
- Suhu 25 – 28 C
- pH ideal 6,5 – 7 dengan kesadahan 7 HD
- Oksigen yang memadai
- Air kaya mineral dan zat-zat hara
Persiapan Sebelum Budidaya Gurame
Sebelum pelaksanaan budi daya gurame, ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang paling penting tentunya adalah
pembuatan kolam. Kondisi kolam sangat menentukan berhasil tidaknya usaha budi
daya gurame. Ada beberapa kolam yang harus dimiliki dalam budidaya gurame.
Kolam perawatan induk. Kolam ini berfungsi untuk
mempersiapkan kematangang telur dan memelihara kesehatan induk. Kolam ini
berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman minimum 50 cm
dan kepadatan kolam berisi 20 ekor gurame betina dan 10 ekor jantan.
Kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam
tanah dengan luas 200 – 300 m2. Dalam kolam ini, untuk satu ekor ikan dewasa
memerlukan luas 2 – 10 meter persegi. Suhu air ideal 24 – 28 C dengan kedalaman
air 75 – 100 cm.
Kolam pendederan atau pemeliharaan benih. Luas
kolam ini tidak lebih dari 50 – 100 m2 dengan kedalaman 30 – 50 cm. Kepadatan
kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50
ekor per meter persegi.
Kolam pembesaran. Kolam ini berfungsi sebagai
tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.
Kepadatan kolam sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor per meter persegi.
Kolam pemberokan. Kolam ini berupa kolam tanah
atau semen dengan air yang mengalir sebagai tempat pembersihan ikan sebelum
dipasarkan. Tujuannya agar ikan tidak mengandung kotoran dan tidak berbau
lumpur.
Persiapan lain yang diperlukan adalah berupa
sarana penunjang. Berbagai sarana penunjang yang dibutuhkan dalam budidaya
gurame diantaranya substrat tempat bertelur, aerator, alat pengangkutan, alat
penangkapan, dan kebutuhan lainnya seperti kapur, pupuk, dan obat-obatan.
Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan
induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar
bii oyong. Larva berumur 12 – 30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya
mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan.
Namun, ada juga pembenih yang menjual telur untuk ditetaskan.
Karena bagian pembenihan ini adalah salah satu
dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami
sajikan dalam artikel khusus.
Pendederan Ikan Gurame
Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih
berukuran 10 – 15 g/ekor sampai ukuran 150 g/ekor. Bobot gurame sebesar ini
biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan telur. Ada
pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15 – 30 g/ekor, tetapi
ada juga yang mendederkan benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji
oyong.
Karena bagian pendederan ini adalah salah satu
dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami
sajikan dalam artikel khusus.
Pembesaran Ikan Gurame
Kegiatan pembesaran merupakan lanjutan dari
pendederan. Benih dari pendederan akan dibesarkan hingga mencapai ukuran
konsumsi dengan bobot rata-rata 500 g/ekor. Namun, penentuan ukuran panen
pembesaran gurame juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Karena ada juga
konsumen yang meminta gurame berukuran di atas 1 kg/ekor.
Karena bagian pembesaran ini adalah salah satu
dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami
sajikan dalam artikel khusus.
Panen
Setelah mencapai bobot rata rata 500 g/ekor,
saatnya pemanenan dilakukan. Pemanenan gurami sebaiknya dilakukan di pagi hari
antara pukul 05.00 – 08.00 agar ikan tetap segar dan tidak stres.
Pemanenan dilakukan dengan cara membuang habis
air kolam. Pintu pemasukan air ditutup dan pintu pengeluaran air dibuka. Air di
dalam kolam dikeluarkan sampai batas tertentu dan gurame berkumpul di dalam
kamalir. Penangkapan dilakukan menggunakna serokan atau alat sejenis yang tidak
menyebabkan badan gurame terluka.
0 komentar:
Posting Komentar