HUKUM MENDEL
Hereditas : penurunan /
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya.Yang mula – mula meneliti tentang pola –pola hereditas adalah Walter
Stanborough Sutton ( AS ) yang berpendapat :
- Jumlah kromosom dalam sperma / sel telur adalah sama yaitu masing-masing setengah dari sel tubuh.
- Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat kromosom ( diploid ).
- Dalam meiosis kedua perangkat kromosom memisah secara bebas ( haploid )
- Bentuk dan identitas kromosom adalah tetap walau mengalami mitosis dan meiosis, serta gen adalah mantap.
Gregor Mendel ( 1822 – 1884 ) adalah orang yang pertama kali
mengadakan percobaan perkawinan silang untuk mengetahui pola pewarisan sifat
pada individu. ---- menggunakan tanaman ercis.
Hukum Mendel I
“ Selama
meiosis terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap
Gamet
memperoleh satu gen dari alelnya “
( hokum
segregasi )
* P : TT x tt
(tinggi) (pendek)
G : T t
F1 : Tt ( tinggi )
F1 x F1 = O+ Tt x O-
Tt
G : T t
T t
F2 : TT : tinggi
Tt : tinggi
Tt : tinggi
Tt : pendek
Perbandingan
fenotip : 3 ; 1
P : BB x bb
(bulat) (keriput)
G : B b
F1 : Bb (bulat)
F1 x F1 =
Bb x Bb
G : B B
B b
F2 : BB Bb Bb bb
(bulat) (bulat) (bulat) (keriput)
Perbandingan
fenotip bula : keriput = 3 : 1
Hukum Mendel II
“ Setiap gen dapat berpasangan /
mengelompok secara bebas dengan gen lain “
( hukum
Asortasi )
Misalnya pada persilangan dihibrid kacang ercis
P : O+ BBKK x O-
bbkk
(bulat kuning) (keriput hijau)
G : BK bk
F1 ; BbKk ( bulat kuning )
G : O+ BK, Bk, bK, bk O-
BK, Bk, bK, bk
F2 :
Gamet
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
BK
|
BBKK
Bulat kuning
|
BBKk
Bulat kuning
|
BbKK
Bulat kuning
|
BbKk
Bulat kuning
|
Bk
|
BBKk
Bulat kuning
|
BBkk
Bulat hijau
|
BbKk
Bulat kuning
|
Bbkk
Bulat hijau
|
bK
|
BbKK
Bulat kuning
|
BbKk
Bulat kuning
|
bbKK
keriput kuning
|
bbKk
keriput kuning
|
bk
|
BbKk
Bulat kuning
|
Bbkk
Bulat hijau
|
bbKk
keriput kuning
|
bbkk
keriput hijau
|
Perbandingan fenotip = bulat kuning;bulat hijau:keriput
kuning:keriput hijau
9 : 3
: 3 :
1
Contoh 2 persilangan dihibrid :
L : buah lonjong
l : buah bulat
M : bunga merah
m : bunga putih
P : LLmm x llMM
(lonjong putih) (bulat merah)
F1 : LlMm
(lonjong merah)
P2 ( F1
x F1 ) = LlMm x LlMm
G : LM,
Lm, lM, lm
F2 =
Gamet
|
LM
|
Lm
|
lM
|
lm
|
||||
LM
|
LLMM
Lonjong merah
|
LLMm
Lonjong merah
|
LlMM
Lonjong merah
|
LlMm
Lonjong merah
|
||||
Lm
|
LLMm
Lonjong merah
|
LLmm
Lonjong putih
|
LlMm
Lomjong merah
|
LLmm
Lonjong putih
|
||||
lM
|
LlMM
Lonjong merah
|
LlMm
Lonjong merah
|
llMM
bulat merah
|
llMm
bulat merah
|
||||
lm
|
LlMm
Lonjong merah
|
Llmm
Lonjong putih
|
llMm
bulat merah
|
llmm
bulat putih
|
||||
Perbandingan fenotip : lonj merah : lonj putih : bulat merah
: bulat putih
9 :
3 : 3 : 1
PENYIMPANGAN HUKUM
MENDEL
- Interaksi beberapa Gen
Ayam mempunyai beberapa bentuk pial ( jengger )
-
pial gerigi (rose )
-
pial biji ( pea )
-
pial bilah ( single )
-
pial sumpel ( walnut )
Sifat pial bilah adalah resesif baik terhadap gerigi ( rose )
maupun pial biji ( pea )
* Bila ayam pial gerigi
x bilah ---- F1 = 100 % gerigi
F2 = ¾ pial gerigi, ¼ pial bilah
* Bila ayam pial biji
x bilah ----- F1 = 100 % biji
F2
= ¾ biji, ¼
bilah
* Bila ayam pial gerigi
x biji ----
F1 = pial sumpel
F2
= pial sumpel : gerigi : biji : bilah
9 :
3 : 3
: 1
Skema
P : RRpp x rrPP
(rose) (pea)
F1 : RrPp ( walnut )
P2 ( F1
x F1 ) = RrPp x RrPp
G : RP,
Rp, rP, rp
Gamet
|
RP
|
Rp
|
rP
|
rp
|
RP
|
RRPP
Walnut
|
RRPp
Walnut
|
RrPP
Walnut
|
RrPp
Walnut
|
Rp
|
RRPp
Walnut
|
RRpp
Rose
|
RrPp
Walnut
|
Rrpp
Rose
|
rP
|
RrPP
Walnut
|
RrPp
Walnut
|
rrPP
pea
|
rrPp
pea
|
rp
|
RrPp
Walnut
|
Rrpp
rose
|
rrPp
pea
|
Rrpp
Single
|
- Polimeri
Adanya beberapa
pasang gen yang bukan alel tetapi mempengaruhi satu sifat sama
Misalnya : Gen yang mempengaruhi warna bunga Mirabilis jalapa.
P = M1M1M2M2 X
m1m1m2m2
(mearh) (putih)
Gamet M1M2 m1m2
F1 =
M1m1M2m2
(merah)
P2 (F1 x F1) = M1m1M2m2
X M1m1M2m2
Gamet = M1M2
, M1m2 ,
m1M2 , m1m2
X
F2 = M1-M2- =
merah (9)
M1-m2m2 = merah (3)
M1m1M2- = merah (3)
M1m1m2m2 = putih (1).
- Kriptomeri
Kriptomeri : peristiwa adanya gen yang tersembunyi dan akan
tampak pengaruhnya bila
Bertemu dengan gen laininan dan bukan
alelnya.
Misalnya, bunga Linaria
marocana
-
adanya factor antosianin (A) dan PH basa (B) menjadikan bunga berwarna ungu.
-
Adanya factor antosianin (A) dan PH asam (b) --- bunga berwarna merah dan tidak adanya
factor antosianin (a) --- bunga berwarna putih.
P : AAbb
x aaBB
(merah) (putih)
G : Ab aB
F1 : AaBb
( ungu )
P2 ( F1 x F1
) =
AaBb x
AaBb
G : AB, Ab, aB, ab x
AB, Ab, aB, ab
F2 : A-B-
= ungu (9)
A-bb =
merah (3)
aaB- =
putih (3)
aabb =
putih (1)
Perbandingan fenotip F2
ungu : merah ; putih = 9 : 3 : 4
Gamet
|
AB
|
Ab
|
aB
|
ab
|
AB
|
AABB
ungu
|
AABb
ungu
|
AaBB
Ungu
|
AaBb
Ungu
|
Ab
|
AABb
Ungu
|
AAbb
merah
|
AaBb
Ungu
|
Aabb
Merah
|
aB
|
AaBB
ungu
|
AaBb
Ungu
|
aaBB
putih
|
aaBb
putih
|
ab
|
AaBb
ungu
|
Aabb
merah
|
aaBb
putih
|
aabb
putih
|
4. Epistasis dan Hipostasis
Interaksi dapat berupa penutupan pada gen lain yang bukan
alelnya ( epistasis ) dan gen
yang ditutupi : hipostasis.
Contoh pada anjing
Gen B :
penyebab warna bulu hitam
b : bulu coklat
Gen I dan i adalah pengatur produksi pigmen, gen I
tidak dapat menghasilkan pig
Men meski
punya gen ( B,b ) untuk menimbulkan warna.
P : BBII x
bbii
(putih) (coklat)
G : BI bi
F1 : BbIi ( putih )
P2 ( F1 x F1 ) = BbIi x BbIi
G : BI, Bi, bI, bi
F2 : B-ii =
hitam (3)
bbii =
coklat (1)
I--- =
putih (12) perbandingan F2 putih :hitam : coklat = 12 : 3 : 1
Gen I epistasis terhadap gen B,b.
G
|
BI
|
Bi
|
bI
|
bi
|
BI
|
BBII (putih)
|
BBIi (putih)
|
BbII (putih)
|
BbIi (putih)
|
Bi
|
BBIi (putih)
|
BBii (hitam)
|
BbIi (putih)
|
Bbii (hitam)
|
bI
|
BbII (putih)
|
BbIi (putih)
|
bbII (putih)
|
bbIi (putih)
|
bi
|
BbIi (putih)
|
Bbii (hitam)
|
bbIi (putih)
|
Bbii (coklat)
|
Penelitian Nelson – Ehle pada gandum
Faktor H : kulit hitam , dominant terhadap h (putih) alel pasangannya.
K : kulit
kuning,dominant terhadap k (putih) alel pasangannya.
H (hitam) epistasis terhadap kuning,
kuning hipostasis terhadap hitam.
P : HHkk x
hhKK
(hitam) (kuning)
G : Hk hK
F1 : HhKk
(hitam)
P2 : O-
HhKk x O+
hhKk
G : HK, Hk, hK, hk
G
|
HK
|
Hk
|
hK
|
hk
|
||
HK
|
HHKK
Hitam
|
HHKk
Hitam
|
HhKK
Hitam
|
HhKk
Hitam
|
hK
|
|
Hk
|
HHKk
Hitam
|
HHkk
Hitam
|
HhKk
Hitam
|
Hhkk
Hitam
|
||
hK
|
HhKK
Hitam
|
HhKk
Hitam
|
hhKK
kuning
|
hhKk
kuning
|
||
hk
|
HhKk
hitam
|
Hhkk
hitam
|
hhKk
kuning
|
hhkk
putih
|
Perbandingan fenotip : hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
Soal :
P = HhKk x hhKk
(hitam) (kuning)
G
= HK hK
Hk hk
hK
hk
F = HhKK hitam
HhKk hitam
hhKK kuning
hhKk kuning hitam : kuning : putih
HhKk hitam 4 3 1
Hhkk hitam
hhKk kuning
hhkk putih
Epistasis resesif pada tikus
Gen R dan C =
penyebab warna bulu hitam
C = warna bulu kelabu
cc = warna bulu albino
P = RRCC x
rrcc
(hitam) (albino)
G = RC rc
F1 = RrCc
(hitam)
P2 = RrCc x
RrCc
F2 =
R-C- = hitam
(9)
rrC- =
kelabu (3)
perbandingan hitam : kelabu ; albino
--cc = albino (4) 9 3 4
5.Gen komplementer
Gen komplementer adalah gen
- gen yang saling melengkapi dan berinteraksi. Bila salah
satu gen tidak hadir maka suatu
karakter akan muncul tidak
sempurna / terhalang.
Contoh : bisu tuli pada manusia.
Cacat ini
timbul jika gen resesif d atau e
dalan keadaan homozigot secara
Sendiri – sendiri atau
bersamaan.
P1 : DDee x ddEE
(bisu
tuli) (bisu tuli)
G : De dE
F1 : DdEe
(normal)
P2 : DdEe
x DdEe
(normal) (normal)
G : DE, De, dE, de
F2 : D-E-
= normal (9)
D-ee =
bisu tuli (3)
ddE- =
bisu tuli (3)
ddee =
bisu tuli (3)
DETERMINASI SEX
Organisme dapat dibedakan jenis
kelaminnya. Pasangan kromosom yang dapat menentukan atau membedakan jenis kelamin disebut
kromosom seks atau genosom.
Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa system
pengelompokan kromosom,n antara lain :
- Sistem XY
Umumnya digunakan oleh mamalia,
manusia, insekta dan tumbuhan dikotil.
- Sistem ZW
Digunakan pada aves, pisces dan
beberapa jenis insekta.
ZW ; betina, ZZ : jantan
- Sistem XO
Digunakqan pada belalang dan
kepiting
XX : betina, XO : jantan
- Sistem ZO
Digunakan pada unggas ( ayam, itik
)
ZO : betina, ZZ : jantan
- Tipe ploidi
Tidak ditentukan kromosom kelamin,
tapi sifat ploidi.
Salma Firdausya` J